Mas Faiz mendadak menghentikan gulat lidahnya, dan mengarahkan mulutnya ke payudaraku. HAP. Dia langsung mencaplok dada kananku. Disedotnya kuat-kuat, lidahnya menari lincah diatas putingku. Geli. Tak lama, mulutnya pun pindah ke payudaraku yang kiri. HOP.
“Annnnggg…” kali ini giginya ikut bermain, dengan menggigit perlahan puttingku yang mulai mengeras.
“Ouuuuwhh… sssshhhhh” Aku hanya bisa mendesis menerima semua perlakuannya.
“Mas, sekarang ya….” Bisikku lirih.
“Aku sudah tak tahan”. Mas Faiz mengangguk-anggukkan kepalanya.
Tubuh bugilku dibalik menghadap ke arah meja makan dan ia mendekap tubuh mungilku dari belakang.
Walau sudah berubah posisi, kedua tangannya masih saja menggerayangi tubuhku. Tangan kiri meremas perlahan payudaraku, dan tangan kanan mencolokkan beberapa jemari gemuknya ke dalam memekku. Aku merasakan kontolnya berada tepat di belahan bokongku, digesek-gesekkannya kontol itu dengan penuh perasaan.